Konspirasi Berkesinambungan

Tampaknya lengkap sudah konspirasi yahudi mem-boomingkan fitnah mengagungkan ali R.A di permukaan bumi ini. Entah settingan itu memang dibuat berkesinambungan dan visioner atau tidak, rasa-rasanya ibnu saba’ menuai kesuksesan. Atas bantuan kroni-kroni yahudi dan barat setalahnya sampai sekarang. Permainan dendang kebebasan senantiasa mereka tabuh. Dikoar-koar seolah hak setiap manusia berkeyakinan. Padahal dalam sejarahnya mereka tidak menghargai kebebasan adzan, melarang burqa, dan melarang jilbab di kantor-kantor pemerintahan sedangkan itu bagian dari konsekuensi berkeyakian. Ambiguitas kebebasan.

Tapi masih saja mental cecunguk-cecunguk perut bersombong mendebat tanpa ilmu apapun dan abai dengan ulama besar. Tak terhenti sampai disitu, ditambah para penggila kuffar berlagak macam pahlawan membela kaum minoritas konon katanya. Kemungkinan besar ia akan berkelakar sebagai perwakilan muslim dan pengusung Hak Asasi Manusia. Lelucon apalagi jika seorang lulusan s2 menantang debat dengan ketua-ketua kerohanian islam kampus yang bahkan s1 pun belum lulus? Bak pahlawan, berharap peroleh lirikan simpati barat sebab gelontoran mereka pun juga tak sedikit. Tapi dimana mereka saat takbir keliling dilarang tapi konser-konser musik pemuja setan digelar? Saat mayoritas menghendaki tak menginginkan penyelenggaraan ajang perempuan bodoh yang mempertontonkan tubuh mereka?

Tak ayal cari pembenaran. Bukankah dalam keyakinan ada konsekuensi? Jika memang mereka mengaku muslim, karena menurut jumhur syi’ah bukan bagian dari islam, sudah menjadi konsekuensi mereka untuk tidak manganut syi’ah bukan? Sah-sah saja sebenarnya mereka berkeyakinan syi’ah, tapi mereka jelas bukan islam.

Lalu, mengapa mereka para syi’ah tetap bersikeras bahwa mereka islam? Hingga muncul istilah taqiyyah demi aqidah yang menjadi rukun keyakinan mereka? Ya, karena mereka ingin menjadi musuh dalam selimut, akan menghancurkan islam dari dalam. Konspirasi berkesinambungan ini akan menjadi fitnah hingga hari kiamat tampaknya.

Sekisah yang Masih Hangat

sejenak mari kita buka lembaran sejarah islam, maka disana akan kita dapati 2 kali pembebasan al-quds, palestina. 2 pahlawan itu amirul mukmimin umar bin khattab, khalifah ke-2 setelah abu bakar yang membebaskan palestina dari tangan romawi dan Shalahuddin Al-ayyubi, 500 tahun setelahnya, yang merebut kembali dari tangan salibis. namun ada cerita menarik yang hampir sama secara strategi dalam peristiwa pembebasan tersebut. 2 pahlawan itu sama-sama membebaskan paletina dari 2 arah, Mesir dan Suriah. 2 negara sentral itu menjadi alternatif strategis pembebasan palestina. pun demikian yang terjadi sekarang. 2 peristiwa yang menimpa Mesir dan Suriah sekarang sangat kental politik dengan palestina. konspirasi global yang sedang dimainkan oleh yahudi dan syi’ah untuk mengkerdilkan islam. tetapi lagi-lagi kita diingatkan sekaligus menjadi isyarat Nabi SAW bahwa salah satu tanda hari akhir adalah kembalinya tanah syam (salah satunya palestina dan suriah) kepada penduduk muslim. rasa-rasanya kita sedang mengulang sejarah sekaligus akan menyambut kemenangan akhir zaman.
seorang pemuda tergeletak bersimbah darah ditembak setelah mencoba membawa mayat perempuan yang dibunuh dan ditelanjangi oleh tentara basyar assad, presiden suriah, padahal dulunya ia (perempuan, red) adalah seorang yang tertutup auratnya. tak segan-segan padahal mereka -masih- satu kenegaraan. dari anak kecil sampai usia lanjut, pria wanita, rakyat sipil, tak pandang bulu bagi mereka yang tak suka dengan rezim presiden diktator, semua mendapat serangan brutal. itu secuplik video yang saya lihat dari suriah.
terakhir yang saya dengar, sekitar pekan lalu, ratusan balita meregang nyawa disebabkan tembakan gas kimia yang disebar melalui roket yang dilesakkan tentara basyar assad. mereka berpikir dengan membunuh anak kecil mereka dapat sekaligus membasmi tunas-tunas yang akan menghancurkan mereka kelak. salah satu roket mengandung kimia yang ditembakkan oleh Syiah Assad dalam jarak sekitar 100 meter dapat membuat semua yang disekitarnya mati, wanita dan anak-anak dibangunan di dalam rumah, burung yang terbang, kucing, anjing bahkan rumput yang tadinya tumbuh hijau subur juga ikut mati. dan seluruh korban baik manusia dan hewan semuanya mati tanpa ada bekas luka sedikitpun. mereka hendak menghilangkan jejak pembunuhan massal dan brutal.
total yang meninggal dalam sehari itu mencapai 1118 (sinaimesir.net), apalagi anda bisa bayangkan korban yang berjatuhan dalam kurun waktu 2,8 tahun ini. anda tak kesampaian akal membayangkan bahwa ulama-ulama disana sampai memfatwakan halalnya daging kucing karena tak ada makanan lagi dalam kondisi darurat. mungkin karena begitu daruratnya.
beda cerita dari mesir, tapi heroiknya tidak kalah luar biasanya. pemudi yang baru saja menikah di tengah kerumunan demonstran terbaik versi majalah TIME, bersama 40 pasangan lainnya, terpaksa berpisah dengan suaminya yang ditembak oleh sniper militer As-Sisi, pemimpin kudeta militer mesir. seorang fotografer berhasil mengabadikan saat terakhir pengantin itu bersama. si istri sedang menangis mendekap suami yang membawa al-qur’an hanya saja sudah terbungkus kain kafan. tak berselang lama, tentara mesir dalam jumlah banyak memberondong kawasan tersebut dengan tembakan. kocar-kacir seketika, termasuk perempuan pengantin baru tadi. malang nian nasibnya. mayat-mayat akan dibersihkan sebagai bentuk penghilangan jejak pembunuhan massal.
coba-cobalah anda bayangkan saat anda sedang berdemo damai tanpa membawa senjata sama sekali bersama berjuta-juta manusia yang menuntut keadilan untuk presiden mereka yang sah secara demokrasi, tetiba dikepung dari berbagai macam arah dan diberondong dengan tembakan. bahkan di daerah lain yang juga masih di mesir, ada yang dibakar ditengah jalan, saat beribadah di masjid ditembak.
Tragedi berdarah di Garda Republik, Monumen Sadat, Nahdhoh Square, Masjid Rab’ah, Ramses Square bahkan di seluruh lokasi aksi damai di penjuru Mesir menjadi tragedi kemanusiaan terkeji sepanjang sejarah Mesir, bahkan sejarah kehidupan manusia. Hingga kini kamis (5/09/2013) korban dari rakyat sipil terus berjatuhan hingga menembus angka 6.000 jiwa.
dan mungkin masih banyak kisah-kisah yang lebih dari itu, yang hanya sepenggal kisah dari beribu kisah yang lebih sadis, mengharukan, menyedihkan, dan menakutkan. cukuplah al-qur’an dan as-sunnah mengajarkan kita akan arti persaudaraan sesama muslim. dalam Q.S. al-hujarat:10 bahwa mukmin itu bersaudara dan merupakan wujud ketaqwaan seseorang.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.” (HR. Muslim).
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.” (HR. Al-Bukhari).
kalaupun dana kita berlebih, boleh-lah disisih untuk mereka yang disana. jika tak mencukupi, tak pun tak masalah, setidaknya bisa update berita sekaligus dishare ke teman yang lainnya. dan yang terpenting, ada senjata berupa doa kita untuk mereka. Senantiasalah setelah 5 waktu menyempatkan menyisipkan do’a-do’a kita untuk mereka. semoga menginspirasi dan mengintropeksi.
dianjurkan untuk mengunjungi laman sinaimesir.net , sahabatalaqsha.com , atau cari grup/komunitas/page tentang suriah(syiria) dan mesir(egypt).

Spesialis tapi Berwawasan Global

10ciri_muslim

Shifatul muslim al-‘asyr… Salimul ‘aqidah –aqidah yang tunduk, shahihul ‘ibadah –ibadah yang benar, matinul khuluq –akhlak yang teguh, mutsaqqaful fikri –wawasan yang luas, qawiyyul jismi –jasmani yang kuat, qadirun ‘alal kasbi –yang mampu dalam perbendaharaan, mujahidun lihawahu –pejuang atas hawa nafsunya, harishun ‘ala waqtihi –yang tepat terhadap waktunya, munadzhdzhamun fi syu’unihi –manajer setiap urusan-urusan, nafi’un lighairihi –pemberi kebermanfaat kepada yang lainnya.

Dulu saat awal masuk pondok pesantren, ketika itu jenjang MTs atau setara SMP, ada kebiasaan krusial yang digulirkan di kalangan kami para santri sebelum memulai pembelajaran untuk  melantunkan semacam ‘doktrin’. Dan doktrin itu berbahasa arab. Setiap harinya, di awal waktu, ada salah seorang diantara kami yang maju ke depan kelas kemudian membacakan sepenggal ayat-ayat al-qur’an, dilanjutkan mabadiul muslim al-khamsah –5 prinsip muslim, dan yang terakhir shifatul muslim al-‘asyr –10 sifat muslim. 3 doktrin itu, yang kemudian baru saya ketahui ketika hampir akhir-akhir meninggalkan ponpes tsb, ternyata mempunyai filosofi yang matang dan hebat. Acceptable, tak lekang oleh ruang dan waktu. Tapi juga sempurna, menyeluruh pada aspek kehidupan.

Hingga kemudian saya tersadar lau akhirnya memutuskan untuk menuliskan inspirasi ini, hari ini. Dalam ‘doktrin’ shifatul muslim al-‘asyr, seorang muslim bukan hanya dituntut untuk menjadi seorang ahli ibadah saja, atau yang berwawasan luas saja, atau dengan menafikan satu point terhadap point yang lainnya. Tapi itulah kriteria muslim. Bisa jadi kita menjadi salah satu spesialis diantara semua kriteria, tapi kita harus pasti mempunyai semua itu secara seimbang. Itu muslim menurut imam hasan al-banna, yang didoktrinkan kepada kami hampir setiap pagi dulu ketika di pondok pesantren.

Hari ini, sabtu (14/09/13), saya mengikuti seminar nasional tentang peran strategis pemuda yang diselenggarakan oleh JN UKMI UNS karena kebetulan saya menjadi MC pada acara tsb. Dengan pembicara hafidz ary (founder anti-JIL) dan shofwan al banna choiruzzad (mawapres nasional 2006). Ada satu quote yang cukup menginspirasi saya ketika salah seorang pembicaranya, shofwan al-banna choiruzzad, menyampaikan uraian materi yang dibawanya. Masa depan, kata beliau melanjutkan, adalah milik mereka orang-orang generalis/globalis. Statement itu sempat membuat saya bingung sekaligus galau. Lalu dimana mereka para spesialis ilmu?

Tepat sekali Rasulullah menyebut bahwa silaturrahim itu melancarkan rezeki. Rezeki ilmu misalnya. Buktinya, saat abi-ummi mengajak saya bersilaturrahim kepada teman-teman SD/SMP/SMA mereka, selalu saja ada cerita menarik yang mereka ingat. Dan selalu ada ilmu disana. Dulu, kata abi, si A orangnya rajin, pinter di kelas, dan jadi sumber refrensi, tapi sekarang, hidupnya biasa-biasa aja, tidak lebih baik dari si B, C, atau D yang dulu begini dan begitu. Maka, cerdas-cerdaslah menyiasati keadaan. Ilmu tidak cuma dari kelas yang formal. Sukses juga tidak cuma datang dari kecerdasan linier. Jangan berpikir hari ini saja sedangkan esok terlupakan. Toh terbukti menurut david goleman seorang psikolog bahwa IQ tak lantas membuat hidup kita sukses, tapi EQ lah yang dominan. Termasuk EQ untuk berpikir global dan visioner.

Statement mas shofwan al-banna tidak lantas berhenti sampai itu ternyata. Hingga akhirnya, setelah pembicaraan materi mulai klimaks, saya menemukan satu simpul yang terikat dengan shifatul muslim al-‘asyr sebelumnya. Karena mereka –para generalis/globalis, bisa menempatkan spesialisasi yang mereka punya dalam ruang dunia yang akan semakin komplek kedepannya. Persis titah sang imam hasan al banna, adalah seorang muslim seyogyanya memenuhi semua kriterianya. Sederhana, tapi dalam. Benar-benar mengintropeksi sekaligus menginspirasi.

Ada benarnya kalau perkataan serasa kurang mantap tanpa pembuktian. Ya, simpul inspirasi tadi mengkristal dalam pemahaman pribadi. Cerita-cerita silaturrahim abi-ummi semakin memperkuat. Hidup-hiduplah yang seimbang, sebab akal pikiran dan jiwa raga punya hak masing-masing. Berpikir global agar tak melulu terkunkung dalam tempurung. Sedangkan kita juga harus punya spesialisisasi satu dari banyaknya aspek kehidupan. Menjadi spesialis yang berwawasan global. Karena dunia tak selebar daun kelor, dan tak sesederhana bentuknya.

Maka, masa depan adalah milik orang-orang spesialis yang berwawasan general/global sebab mereka dapat memetakan partisipasi dan kontribusinya didunia yang semakin kompleks ini. Jika tidak, kemungkinan besar akan terombang-ambing dalam kerasnya dunia ini.

Dawud Default